NEMATODES PROBLEMS IN JAPAN
Seminar Pusat Kajian Pengendalian Hama Terpadu (PKPHT) sering dilaksanakan oleh Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian IPB. Topik yang dibahas merupakan hal yang menarik untuk didiskusikan terkait dengan perlindungan tanaman. Setiap pemateri yang dihadirkan ialah orang-orang yang handal dibidangnya. Pemateri pun terkadang didatangkan dari luar negeri yang berkompeten sesuai topik.
Seminar PKPHT yang baru dilaksanakan membahas mengenai nematoda. Seminar tersebut dilaksanakan Senin, 22 Februari 2016 di Ruang Sidang 1 Departemen Proteksi Tanaman. Kali ini pemateri berasal dari Universitas Ryukoku, Jepan. Beliau adalah Prof. Hideaki Iwahori, PhD. Judul topik seminar yang dipaparkan ialah “Nematodes Problems in Japan and My Recent Research in Nematology”. Nematoda sebagai patogen yang berbentuk seperti cacing, menarik peserta seminar untuk mendengarkan penjelasan langsung dari ahlinya. Bukan hanya mahasiswa yang memenuhi ruangan, beberapa dosen juga turut hadir.
Salah satu penyelenggara seminar PKPHT adalah mahasiswa Fitopatologi PTN, Ankardiansyah Pandu Pradana. Pandu menjelaskan bahwa tanggapan masyarakat di Indonesia dan Jepang sama, yaitu masih menganggap nematoda bukan patogen yang terlalu penting dibandingkan patogen lainnya. Padahal menurut Pandu nematoda adalah salah satu patogen terpenting. Seminar PKPHT yang menghadirkan Presiden Asosiasi Nematologi Jepan, diharapkan menambah pengetahuan mengenai nematoda dari pakarnya.
Prof. Hideaki Iwahori, PhD mengawali dengan penjelasan mengenai deskripsi nematoda terlebih dahulu. Nematoda merupakan indikator lingkungan. Terdapat pula sebagai patogen penting khususnya pada tanaman yang berupa umbi-umbian. Prof. Hideaki menggambarkan tinggi manusia (160 cm) setara 4000 kali panjang nematoda. Nematoda terpenting di Jepan berbeda pada setiap wilayah. Meloidogyne incognita menjadi nematoda terpenting di Jepan bagian selatan, sedangkan M. hapla menjadi nematoda terpenting Jepan bagian utara. Selain itu, terdapat pula M. javanica yang menyerang pertanaman di Jepang, tetapi spesies ini masih terlokalisir. Genus lain yang dominan adalah Pratylenchus, Aphlenchoides, dan Heterodera.
Prof. Hideaki menjelaskan bahwa terdapat berbagai bentuk pengendalian nematoda di Jepan. Nematisida merupakan salah satu bentuk pengendalian. Nematisida yang digunakan ialah fumigan dan adapula berbentuk granul. Pengendalian lainnya ialah rotasi tanaman menggunakan tanaman antagonis (tagetes, sorghum, Crotalaria spp.,dan Megathyres maximus), dapat pula rotasi tanaman dengan tanaman bukan inang, dan varietas resisten. Pengendalian lainnya berupa penggunaan agens hayati seperi bakteri Basteuria penetrans. Tetapi, yang paling dominan digunakan untuk mengendalikan nematoda di Jepan saat ini ialah nematisida. Pemilihan nematisida didasarkan kondisi di lapangan.
(PS)